Assalamualaikum, para pengunjung selamat membaca semoga bermanfaat, -(sampaikan kritik dan saran ke pada kami melalui email di "sdit.ibadurrahman01@gmail.com, WA : 0878 0883 3757 )-

Minggu, 16 Januari 2011

Bahagialah dalam Islam-mu

iSlam tidak sekedar bahasa halal haram atau retorika syurga dan neraka, iSlam adalah seni - jalanan indah nan sempurna menuju Cinta Tuhanmu, Cinta yang terlahir karena pemahaman bukan Cinta pengatas namaan..

Sahabat mari, kita renungi sejenak saja.

Kita semua tepat saat ini,
Berdiam di sebuah sudut di planet Bumi.
Planet ini katanya memiliki 8 planet lain yang membentuk satu Tatasurya yang berpusat di Matahari. Dan katanya lagi, Matahari itu adalah satu dari sekian ribu atau sekian juta Bintang di Gugusan Galaksi Bima Sakti. Dan katanya lagi, Galaksi Bima Sakti ini adalah salah satu dari Milyaran Galaksi yang terhampar di Alam semesta ini..


Dengan demikian,
Tentu kecerdasan manusia cukup untuk membayangkan. Bahwa bumi yang begitu luuuuuuuuas ini ternyata hanya satu titik kecil di jagat raya yang nyata ini..

Ada seorang pemikir sufi yang berkata; Bayangkanlah! jika di ujung ruang jagat raya itu - di sebuah tepi itu - ada sebuah tembok yang membatasi semesta Alam yang fatamorgana ini? 

.....................Siapakah Tuhan yang telah menciptakan dan mengokohkannya? 

Sungguh,
Dialah Allah.!

"Dialah yang mengatur pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?" (QS23:80)

Maulana Jalal Al-Din Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri, atau yang dikenal "Jalaludin Rumi" dalam salah satu dari ribuan goresan pena indahnya "Syahadat Kita" menggelitik relung relung pemikiran pembaca dengan sebuah kalimatnya yang penuh makna;   

"Dia berkata tiada Tuhan, lalu dia berkata kecuali Tuhan. Dari Tiada menjadi kecuali Tuhan maka menjelmalah Keesaan".

Artinya; ulama persia yg juga penyair sufi yang hidup di tahun 600-an Hijriyah ini ingin mengantarkan pesan, bahwa Keesaan Allah itu telah di-esakan Oleh Allah Aza wajala sendiri dalam kalimat "La Ilaa Ha IllAllah", "Tiada Tuhan kecuali Allah", Rumi mengartikannya "Tiada Tuhan Kecuali Tuhan; Allah"...

Sebuah renungan luar biasa,
Syair sufi, tidak berarti membelokan kecintaan kita terhadap Al Qur'an dan Assunnah. Dengan syair ini - salah satu jalan - pemikiran manusia menuju Tuhannya. Menemukan Cinta Nya yang bertebaran di bumi Allah ini, dengan Ayat Ayat nyata dan Ayat Ayat tersembunyi dalam berbagai retorika dan kejadian kejadian.

Jika Allah telah menjangkau dan mendengar bisikan setiap hati hati, semua mahluk yang berhati -
Jika Kekuasaan Allah telah meliputi satu persatu Jiwa setiap manusia hingga ke milyaran Bakteria dan mahluk yang tidak dikenal lainya; merencanakannya dengan perencanaan yang sempurna. ..

Lantas apakah ada alasan yang tepat pagi ini kita tidak bersyukur?  

Sedangkan setiap hembusan nafas ini mahal, mata yang melihat, telinga yang mendengar, lidah yang merasa, jiwa yang terbangun dipagi hari....ini sangat mahal, semuanya mahal.. 

Dan ini tidak gratis,
Dunia ini tidak cuma cuma.
Kita harus membelinya dengan Iman, memeliharanya dengan Islam. . 
M i n i m a l  sekedar ucapan Hamdalah; lantunkanlah puji pujian Agung kepada Rabb semesta Alam yang telah membangunkan kita lagi pagi ini.

Hembuskan kegelisahan ombak dilautan gelisah itu ..

Tenanglah laksana ikan ikan di danau cinta Nya,. 

Mendekatlah..

Mendekatlah kepada Nya..

Getarkanlah bibirmu dan katakan, 

Terimakasih Ya Allah.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Nama,