Assalamualaikum, para pengunjung selamat membaca semoga bermanfaat, -(sampaikan kritik dan saran ke pada kami melalui email di "sdit.ibadurrahman01@gmail.com, WA : 0878 0883 3757 )-

Jumat, 27 Januari 2017

Agar Kita Tak Menyesal . . . . .


Sesuatu yang paling disesali seorang mukmin di hari kiamat adalah, saat detik demi detik hidupnya di dunia tidak digunakan dalam kerangka dzikrullah. Dan tidak ada sesuatu yang paling membuat seorang mukmin berbahagia dikala itu, kecuali saat ia melewati perguliran detik demi detik semasa hidupnya, dalam keridhoan Allah swt.

Sudah banyak sarjana Barat menerbitkan buku-buku tentang menejemen waktu. Dan buku-buku ituternytaa menghasilkan angka penjualan yang cukup tinggi di berbagai negera. Fenomena ini sebenarnya, menegaskan perhatian banyak orang yang ingin mempelajari bagaimana seni menejemen waktu dengan sebaik-baiknya, untuk meraih bahagia dalam hidup.

Tetapi sebenarnya, jika kita melihat isi buku-buku tersebut, kita akan dapatkan dapatkan pada umumnya muatan buku yang terfokus pada tujuan yang sifatnya dunia dan kenikmatannya. Para sarjana Barat mengukur keberhasilan dalam memenej waktu yang mereka miliki dengan salah satu keuntungan material, popularitas atau kekuasaan. Mereka menghabiskan ide yang berbicara tentang bagaimana nasib yang menanti semua manusia setelah kematian. Hal inilah yang pertama kali memicu pikiran sya untuk terus berupaya menaungi, mendalami dan merefleksikan bagaimana kedudukan menejemen waktu dalam al quran dan sunnah Rasulullah saw.

Saya punya banyak ide, teori dan persepsi tentang alam semesta, waktu dan alam. Saya bercit-cita untuk menciptakan sebuah teori baru dalam fisika, kedokteran, bahasa, dan memulai perjalanan yang lebih jauh dalam hal ini. Melewati tahun ke tahun, siang dan malam untuk mengetahui “segalanya”. Tapi hidup ini pendek, dan apapun yang saya peroleh ternyata takan bisa lebih dari setetes air yang berada di lautan luas.

Saya mulai berfikir dengan cara yang membuat saya bisa memperoleh ilmu lebih banyak namun dalam waktu yang lebih pendek. Dan setelah berfikir dalam pencarian panjang, saya menemukan bahwa satu-satunya kitab yang berisi ilmu pengetahuan seluruh dunia adalah Al Quran, belajar matematika berasal dari Quran, belajar pengobatan berasal dari Quran. Memang benar bahwa saya tidak menjadi dokter atau fisikawan, tetapi kebahagiaan yang saya dapatkan sebagai hasil perhatian yang begitu besar terhadap Al-Quran adalah lebih besar, sulit dijelaskan dalam kata-kata. Hanya satu kalimat yang bisa mewakilinya yaitu : Alhamdulillah.


Tanpa rahmat Allah dan bimbinganNya, syaa takan mendapatkan kebahagiaan seperti ini. Kebahagiaan adalah sesuatu yang sangat kompleksdan tidak mudah untuk mencapai puncak kebahagiaan. Para peneliti, pemikir, filosof menulis banyak tentang kebahagiaan, tapi saya menemukan bahwa satu ayat Al-Quran saja mampu memberi kebahagiaan sejati pada diri kita. Semua ayat kitabullah, memuat sebuah program yang bisa memberi perubahan mendasar dalam hidup kita. Dan inilah pengalaman saya bersama Al Quran selama kurang lebih dua puluh tahun.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Nama,