Assalamualaikum, para pengunjung selamat membaca semoga bermanfaat, -(sampaikan kritik dan saran ke pada kami melalui email di "sdit.ibadurrahman01@gmail.com, WA : 0878 0883 3757 )-

Selasa, 07 Maret 2017

Zuliyanto, SE : "Selamat Jalan Murobbi ku"

Perasaan kehilangan atas kepergiaan Bapak masih belum hilang betul. kini perasaan kehilangan itu bertambah dengan kepergian seseorang yang pertamakali merengkuh saya dalam tarbiyah dan dakwah..... Ustadz Mustofa bin Idris.
Sekitar tahun 94 saya mengenalnya. Dimusholla sebuah sekolah Taman Qur'an didekat rumah. Namanya TQ Waladun Sholeh. Dulu disekelilingnya masih banyak pepohonan dan masih jarang rumah berdiri. Sekarang bangunan TQ sudah dipugar. Dibangun dan menyatu dengan SDIT Ibadurrohman yang memiliki gedung bertingkat. Tapi Mushollahnya masih sama seperti dulu. Masih sama saat Pa Mustopa mengajari saya mengaji.

Di Musholla TQ inilah saya bersama teman - teman belajar mengaji Qiroati selepas maghrib. huruf demi huruf, kata demi kata, lembaran demi lembaran. Dimasa lalu, Musholla ini sangat hidup dengan kegiatan - kegiatan dakwah untuk anak-anak sekitar musholla. Anak - anak dari kampung kubangawan dan tegal jetak berdatangan untuk mengaji ke musholla ini. Pa Mustopa lah tokoh sentral nya. Sekarang saya kehilangan kegiatan-kegiatan musholla ini, juga kehilangan tokoh sentralnya....
Selain belajar mengaji quran, kami pun belajar yang lain mulai dari fiqh, hadist, tarikh dan lain sebagainya. kegiatan nya pun tidak melulu mengaji, tetapi juga ada mabit, main bola, jalan - jalan. kegiatan semakin banyak di Bulan Ramadhan mulai dari sanlat, lomba cerdas cermat, baksos, itikaf dan lain sebagainya. begitu sangat berkesan indah.
Sejak perkenalan pertama, saya terus dibimbing oleh Pa Mustopa hingga saya pergi ke Malang untuk kuliah. Terlalu banyak cerita yang tertoreh bersama Pa Mustopa. Tapi Beberapa peristiwa, begitu berkesan lebih mendalam dari peristiwa lainya. Peristiwa yang menandakan ketulusan pengasuhan seorang guru kepada murid-muridnya. Dari peristiwa-peristiwa itu, Pa Mustopa menanamkan nilai - nilai dakwah dan tarbiyah kepada kami..... Terutama soal berdakwah itu mudah. dan bisa dijalankan dari hal - hal sederhana yang disukai manusia.
Saat SD, saya dan teman - teman pernah diajak bersepeda oleh Pa Mustopa. Menuju Ke Ciomas yang merupakan rumah bu Aam, isteri beliau. Jaraknya cukup jauh bagi saya yang masih kecil waktu itu. Menyusuri jalanan yang menanjak dan indah. Kami kemudian mandi disebuah kolam sumber mata air yang sangat jernih dan segar. Kami pun mengakhirinya dengan menyantap ikan mas, sambal dan nasi hangat di rumah Bu Aam. Dilain kesempatan kami di ajak mengayuh sepeda ke Bendungan Pamarayan. Jaraknya juga cukup jauh buat tubuh kecil saya. tapi kegembiraan kami, mengalahkan lelah..
Beberapa tahun berselang, saya diajak berjalan kaki. kali ini ke arah menes, pandeglang. saya tidak tahu persis dimana tempatnya. saya juga tidak ingat persis bersama siapa saja. Yang agak pasti, usia saya masih SMP. Dikemudian hari, saya baru tahu itu adalah rumah Pa Nana Mulyana. Perjalanan kaki ini entah berapa jam lamanya yang sangat saya ingat adalah capeknya begitu luar biasa. Namun setelah capeknya agak hilang, saya ingat setelah itu kami bermain bola tangan. saling menangkap dan menjatuhkan badan lawan.
Kegiatan - kegiatan dialam bebas baik bersepeda maupun berjalan kaki, juga kegiatan - kegiatan mabit dan safari dakwah, membuat saya sangat menikmati kebersamaan saya bersama Pa Mustopa. Disamping tentu saja bermain bola bersama. Pa Mustopa dulu sering sekali membonceng saya menuju Al Izzah. Bermain bola lalu ikut pengajian umum disana.
Nilai - nilai yang sudah ditanamkan oleh pa Mustopa, sangat saya syukuri. Walaupun terkadang terjadi pasang surut semangat bahkan pernah saat diMalang, membuat diri ini ingin berpisah dan menjauh karena kondisi Futur, kenangan - kenangan indah bersama Pa Mustopa dalam tarbiyah ini selalu menjadi pengingat yang manjur untuk bertahan dan kembali mendekat.
Itulah kenapa setiap kali liburan kuliah, selalu saya sempatkan untuk berkunjung ke Musholla Ibadurrohman. Terlebih saat liburan menjelang Hari raya Idul Fitri. karena di musholla ini, banyak hal yang membuat saya bersyukur. atas nikmat dakwah dan tarbiyah.
Dan alhamdulillah, hingga hari ini saya masih berada dijalan ini. entah pantas atau tidak, Allah yang Maha Tahu. tapi saya sangat - sangat berterimakasih pada Pa Mustofa... Seorang Murobbi, Ayah, Penasehat, teman diskusi di jalan dakwah ini...

Selamat jalan Pa Mustofa... Semoga Allah mengasihimu sebagaimana engkau mengasihi ku... menuntunmu, sebagaimana engkau telah banyak menuntun ku... Allahummagfirlahu warhamhu wa afihi wa fuanhu......

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Nama,