Sesuatu yang paling disesali seorang mukmin di hari kiamat adalah, saat detik demi detik hidupnya di dunia tidak digunakan dalam kerangka dzikrullah. Dan tidak ada sesuatu yang paling membuat seorang mukmin berbahagia dikala itu, kecuali saat ia melewati perguliran detik demi detik semasa hidupnya, dalam keridhoan Allah swt.
Sudah banyak sarjana Barat menerbitkan buku-buku tentang
menejemen waktu. Dan buku-buku ituternytaa menghasilkan angka penjualan yang
cukup tinggi di berbagai negera. Fenomena ini sebenarnya, menegaskan perhatian
banyak orang yang ingin mempelajari bagaimana seni menejemen waktu dengan
sebaik-baiknya, untuk meraih bahagia dalam hidup.
Tetapi sebenarnya, jika kita melihat isi buku-buku
tersebut, kita akan dapatkan dapatkan pada umumnya muatan buku yang terfokus
pada tujuan yang sifatnya dunia dan kenikmatannya. Para sarjana Barat mengukur
keberhasilan dalam memenej waktu yang mereka miliki dengan salah satu
keuntungan material, popularitas atau kekuasaan. Mereka menghabiskan ide yang
berbicara tentang bagaimana nasib yang menanti semua manusia setelah kematian. Hal
inilah yang pertama kali memicu pikiran sya untuk terus berupaya menaungi,
mendalami dan merefleksikan bagaimana kedudukan menejemen waktu dalam al quran
dan sunnah Rasulullah saw.
Saya punya banyak ide, teori dan persepsi tentang alam
semesta, waktu dan alam. Saya bercit-cita untuk menciptakan sebuah teori baru
dalam fisika, kedokteran, bahasa, dan memulai perjalanan yang lebih jauh dalam
hal ini. Melewati tahun ke tahun, siang dan malam untuk mengetahui “segalanya”.
Tapi hidup ini pendek, dan apapun yang saya peroleh ternyata takan bisa lebih
dari setetes air yang berada di lautan luas.
Saya mulai berfikir dengan cara yang membuat saya bisa
memperoleh ilmu lebih banyak namun dalam waktu yang lebih pendek. Dan setelah
berfikir dalam pencarian panjang, saya menemukan bahwa satu-satunya kitab yang
berisi ilmu pengetahuan seluruh dunia adalah Al Quran, belajar matematika
berasal dari Quran, belajar pengobatan berasal dari Quran. Memang benar bahwa
saya tidak menjadi dokter atau fisikawan, tetapi kebahagiaan yang saya dapatkan
sebagai hasil perhatian yang begitu besar terhadap Al-Quran adalah lebih besar,
sulit dijelaskan dalam kata-kata. Hanya satu kalimat yang bisa mewakilinya
yaitu : Alhamdulillah.
Tanpa rahmat Allah dan bimbinganNya, syaa takan mendapatkan
kebahagiaan seperti ini. Kebahagiaan adalah sesuatu yang sangat kompleksdan
tidak mudah untuk mencapai puncak kebahagiaan. Para peneliti, pemikir, filosof
menulis banyak tentang kebahagiaan, tapi saya menemukan bahwa satu ayat
Al-Quran saja mampu memberi kebahagiaan sejati pada diri kita. Semua ayat
kitabullah, memuat sebuah program yang bisa memberi perubahan mendasar dalam
hidup kita. Dan inilah pengalaman saya bersama Al Quran selama kurang lebih dua
puluh tahun.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Nama,